Jumat, 06 Februari 2015

FANDOM



FANDOM---> Ada yang pernah mendengar istilah ini?

FANDOM atau Fan Kingdom adalah istilah yang digunakan untuk sekumpulan orang yang menyukai sesuatu dan bersifat sporadis sehingga anggotanya ada banyak.

Contohnya penulis sendiri adalah seorang Potterhead yang merupakan sebutan untuk para penggemar Harry Potter. Selain menasbihkan diri sebagai seorang Potterhead,  penulis juga mempunyai akun di Pottermore, sebuah website milik JK Rowling yang dibuat khusus bagi para penggemarnya untuk membagikan detail-detail menarik seputar Harry Potter dan memainkan games yang berhubungan dengan Harry Potter.  Sebelum masuk ke Pottermore,  terlebih dahulu dilakukan seleksi dengan menjawab aneka pertanyaan untuk menempatkan orang tersebut di asrama yang sesuai. Beberapa Potterhead kenalan penulis mencoba beberapa kali karena tidak tidak suka dengan asramanya sampai masuk ke asrama yang diinginkan. Penulis sendiri sudah mencoba tiga kali tapi selalu berakhir di Slytherin.  (Hey, Snape adalah anggota Slytherin dan dia adalah karakter paling loyal di Harry Potter.  Merlin sendiri juga anggota Slytherin.  Benar! Penyihir terhebat di dunia. Tidak semua anggota Slytherin jahat).

Beberapa Potterhead suka menulis fanfiction untuk Harry Potter. Orang-orang semacam ini adalah orang-orang yang menginginkan alternatif ending atau orang-orang yang mereka-reka kejadian setelah epilog. Hal ini merupakan hal yang menarik karena membuat kita berandai-andai,  sebuah fanfiction yang sehat.  Tetapi terkadang ada juga orang-orang yang memasangkan Karakter - karakter yang tidak seharusnya seperti Draco X Hermione atau merubah alur cerita secara drastis. Menurut penulis sendiri, walaupun kebebasan untuk berimajinasi merupakan hak setiap orang, tetapi tindakan-tindakan seperti ini sama seperti tidak menghormati penulis yang sebenarnya.

FANDOM juga marak di sosial media seperti Facebook, Twitter dan Instagram. Penulis sendiri tidak akan menyangkal bahwa dia mengikuti 'beberapa' akun FANDOM Harry Potter.

Saking menggemari Harry Potter,  tidak sedikit Potterhead yang mengoleksi seluruh bukunya dalam berbagai bahasa dan yang paling berharga adalah seri pertamanya yang dikeluarkan oleh Bloomsbury "Harry Potter and The Philosoper Stone" sebelum berganti nama menjadi "Harry Potter and The Sorcerer's Stone". (Penulis hanya punya koleksi dalam bahasa Indonesia dan english,  hard dan ebook serta buku-buku tambahan seperti Quidditch dari masa ke masa dan Hewan-hewan Fantastis dan dimana kau menemukannya). Hal ini masih dalam batas kewajaran, termasuk menempel posternya di dinding kamar. Tetapi terkadang ada potterhead yang berbuat terlalu jauh seperti menuntut casts film nya (Oh, seandainya penulis tinggal di London, apakah dia akan melakukan hal yang sama?) atau menjadi penganut witchcraft (jangan dicontoh! ). Beberapa juga menjadi sedikit lebih ekstrim dibandingkan emo, seolah aura gelap dan misterius melingkupinya kemana pun dia pergi. Tapi penulis belum mengenal seorang pun anggota Potterhead yang menjadi Serial killer,  kalau magician ada-banyak.

Lalu apakah ada sisi positif yang bisa diambil dari menjadi seorang Potterhead?
Lots, here's a few
  1. Harry Potter mengajarkan moral hidup lebih baik daripada PKN.
  2. Harry Potter menunjukkan arti keberanian yang sesungguhnya. 
  3. Harry Potter memberitahukan fakta bahwa semua orang mempunyai sisi terbaik dari dirinya. Bahkan seseorang yang tidak disangka-sangka mampu melakukan hal yang luar biasa hebat. (Snape, hikzz)
  4. Kepintaran, Keelokan dan Kekayaan tidak ada artinya jika tidak memiliki kebahagiaan sejati dalam hidup 
  5. Penulis belajar bahasa latin dari Harry Potter,
  6. dan masih banyak lagi...

Seorang anggota FANDOM akan berbicara terus menerus tentang 'idolanya' oleh karena itulah mengapa judul postingan ini FANDOM tetapi penulis hanya berbicara terus menerus mengenai kerajaan Harry Potter. Tentunya FANDOM tidak melulu tentang Harry Potter,  tetapi ada banyak lagi. Ada yang tahu tentang Sherlockian?  Atau jangan-jangan malah merupakan seorang Sherlockian?

Ya, dari namanya kita dapat menebak bahwa Sherlockian hidup di kerajaan karya yang dibuat oleh Sir Arthur Conan Doyle : Sherlock Holmes. Jika begitu apakah Shinichi Kudo merupakan seorang Sherlockian?  Ehm, pertanyaan yang sulit. Ya, di cerita memang dia penggemar berat Sherlock Holmes tetapi dia sendiri adalah raja di kerajaan Detective Conan, memiliki FANDOM nya sendiri. Penulis menyerahkan sepenuhnya untuk menjawab masing-masing.

Karena tadi berbicara tentang Detective Conan,  maka tidak afdal rasanya kalau tidak membahas tentang otaku.  Bagi yang suka membaca manga (tolong jangan bilang komik) dan menonton anime (bukan cartoon ya) pasti sudah tidak asing dengan istilah ini. Beberapa teman penulis juga merupakan seorang otaku. Mereka ini seperti Ind0mar3t,   ada dimana-mana. Genre manga/anime ini juga bermacam-macam,  dari yang lucu,  romantis, heroik, kelam dan serampangan. Berbeda dengan karakter komik barat seperti marvell yang lebih terkesan maskulin dan bombastis dalam pencitraannya, manga jepang mempunyai gambar yang lebih indah dengan mata berkilau, cerita yang mengaduk emosi (bahkan yang bernuansa kelam seperti Shingeki No Kyojin sekalipun) dan unsur-unsur khas Jepang di dalamnya. Para otaku cenderung fanatik,  mereka bukan hanya mengoleksi beraneka macam benda yang berhubungan dengan idolanya,  tetapi juga sampai belajar bahasa jepang dan bertingkah seperti di dalam manga/anime (Cosplay  and more).

Ada juga FANDOM untuk film-film legendaris seperti Star Wars dan Star Trek. Di Amerika, bahkan sering digelar convention untuk pertemuan para anggota yang dilaksanakan annually di kota-kota yang berbeda. Mereka datang dengan berpakaian seperti karakter dalam film, pakaian jedi dan pedang bercahaya atau darth vader untuk star wars dan  kostum luar angkasa ketat beserta telinga runcing untuk Star trek. Mereka juga suka berbicara dalam bahasa ciptaan dalam film tersebut, Vulcan atau apa pun itulah.

Kebanyakan film yang sukses di layar lebar berasal dari novel yang sudah booming terlebih dahulu seperti (Harry Potter tidak usah disebut ya) Hunger games trilogy, Twilight Saga (Pengkhianat kau Cedric Diggory!  Ehm, maaf), Divergent Trilogy, Percy Jackson Saga, Darren Shan Saga, Narnia dan seterusnya dan seterusnya.  Tentunya masing-masing juga mempunyai FANDOM tersendiri. Jadi jika ada yang membuat film yang diangkat dari novel tersebut, maka hal itu akan sangat ditunggu-tunggu oleh penggemar novelnya tetapi bersiap saja dihujat jika hasilnya ternyata tak seperti yang diharapkan oleh para pembaca. Menuangkan novel menjadi sebuah film memang bukan merupakan pekerjaan yang gampang dan biasanya mereka berusaha membuatnya semirip mungkin dengan isi novel tetapi karena kendala waktu, terkadang beberapa adegan harus dipotong. Sialnya jika kebetulan adegan yang dipotong tersebut adalah salah satu yang paling berkesan bagi pembaca, that's it. Sudah jelas apa yang akan terjadi. Pada kenyataannya,  sebagian besar film yang berasal dari novel memang tidak sebagus novelnya (Kecuali jika yang ditanya adalah orang yang tidak suka membaca).

Demikianlah sekilas tentang FANDOM.  Mudah-mudahan bisa memberikan gambaran yang sedikit lebih jelas. Menjadi seorang fans terhadap sesuatu harus bisa menjadi fans yang bijaksana dalam menyortir hal-hal baik dan bermanfaat yang bisa kita pelajari. Antusias boleh tetapi menjadi fanatik sampai melupakan hal lain tidaklah sehat. Tentunya Raja dan Ratu kerajaan-kerajaan ini (Para penulis dan Pencipta karya) tidak menginginkan hal ini untuk para fansnya.

Love, yumi.

Hasil gambar untuk Fandom

Tidak ada komentar:

Referral Code Kredivo

 Kredivo adalah kartu kredit digital berupa aplikasi di smartphone yang memberikan kamu kemudahan untuk beli sekarang dan bayar nanti dalam...