Jumat, 06 November 2015

Psycho's Feeling


Today I have no question
Even just for a simple what
My mind is a pure white sheet
Don't let the blood spilled on me

You do that, you'll see the other side of me
I presume you won't like it very much
Be smart and take my advice
Leave me alone, let me be

I like this solitude
Where I can't see, I can't hear, I can't feel
I'm made for loneliness, not suitable for a living soul
Sad, maybe but at least not pathetic and hopeless

You are the one who dragged me out of here
Torch me with eternal flame when i said i don't want a light
I said i like my world
You told me my world is a lie

So, here i am
Patheticly hopeless, surrounded by people
Pale and stay still
Wait, there you are, one of them. on the ground

Disappear from the world of lie
Just to find the land of pain
The worst thing I can tell
this pain the best i can have


ASA

Sarang laba-laba menghiasi keempat sudut langit-langit bagai dekorasi kelabu. Jalinan halusnya tak goyah oleh hembusan angin yang menyusup dari ventilasi. Seekor tawon terbang berpusing ria, membenturkan tubuhnya ke sepenjuru ruangan. Tawon gila! Taruhan dia akan terjerat jaring laba-laba sebelum trauma benturan membunuhnya. Kalian pernah mendengar istilah ‘jangan menghitung anak ayam sebelum telurnya menetas’? Tawon itu malah mati tersetrum lampu yang mendadak korslet. Percikan api keemasan mirip kembang api menjadi penampakan sepersekian detik sebelum gelap gulita mencekam.
Dari balkon terlihat pemandangan seluruh kota, untaian mobil sepanjang jalan raya merupakan satu-satunya sumber cahaya yang terlihat. Hingar-bingar sedang melanda tapi tidak ada pengaruhnya bagi telinga yang tuli dan hati yang beku. Gelap di sini, sepi. Mata terpejam, terbayang kehidupan manusia sebelum mengenal api. Bangsa Yunani sangat memuja api, bagi mereka api melambangkan cahaya pengetahuan. Athena mungkin telah melakukan kesalahan dengan memberikan ilmu pada manusia. Ilmu membuat teknologi tapi ciptaan itulah yang mengendalikan kehidupan di bumi saat ini.
Semut adalah binatang yang memiliki keteraturan dalam koloninya. Jika terjadi kebakaran di suatu bangunan, mereka akan berjalan beriringan dalam ritme yang mengalir rapi. Manusia di lain sisi akan terpekur dalam kengerian atau menghambur dalam kebrutalan untuk menyelamatkan diri, tidak peduli apa atau siapa yang menjadi piijakannya. Walau begitu, manusia jangan seperti semut, menjadi pribadi kaku yang terikat akan sistem yang telah terpatri dalam DNA mereka. Tanpa keragaman emosi dan pemikiran maka tidak akan ada Mozart, Shakespeare, atau Galileo. Yang harus dilakukan adalah memupuskan egosentris yang telah menumpuk selama seabad penuh seiring perkembangan zaman dan mainan baru.
Dahulu, ada suku primitif yang mempraktekkan kanibalisme karena percaya bahwa memakan bagian dari seseorang adalah cara untuk menjaga jiwa orang tersebut tetap abadi bahkan dalam kematian. Mereka tidak melakukannya sebagai aksi sadis tak berperikemanusiaan melainkan sebagai perwujudan cinta mereka agar orang tersebut bisa hidup dalam dirinya, dengan menyerap kebaikan dan kemampuan orang tersebut, lambang pertahanan eksistensinya. Sekarang, manusia saling memakan dengan cara yang berbeda. Bukan dagingnya yang dimakan, bukan darahnya yang diminum tapi jiwanya yang digerogoti dan hatinya yang dicabik. Tidak ada cinta di dalamnya, predator yang ada sekarang menghalalkan segala cara untuk memuaskan kelaparannya.
Aneh manusia lapar padahal makanannya sudah cukup, minuman juga melimpah dari langit dan dari tanah. Ada rumah untuk bernaung dan kehangatan yang menyelimuti tubuh. Ternyata semua itu masih belum cukup untuk hidup di era yang baru. Mendadak begitu banyak hal yang dibutuhkan atau diinginkan walau tidak diperlukan, awal mula dari bentuk kelaparan yang lain. Hiruk-pikuk dunia modern memberikan ancaman yang selalu mengintil di tengah segala kenyamanan yang ditawarkan.
Berlari ke pedalaman asing dimana udaranya masih bersih, konstelasi di langit terlihat jelas pada malam hari, paginya dibangunkan oleh suara jangkrik dan cicitan burung yang terbang dari dahan begitu tirai jendela dibuka. Menyusuri taman bunga, kembang-kembang besar berwarna-warni mekar dengan sempurna. Setangkai bunga menunduk lesu di rerimbunan, hampir mati. Bunga biru kecil itu tersembunyi oleh keindahan yang menonjol dari semerbak bunga lainnya. Tapi dia ada di sana, menunggu untuk ditemukan. Tangkainya hampir layu dan kelopaknya masih menguncup, tetapi keras kepala untuk bertahan. Warna biru cerahnya, satu-satunya biru di tempat itu, akan sirna setelah kepergiannya. Biru kecil seolah berkata ‘jangan lupakan aku’.
Hujan turun mengguyur taman, menyebarkan aroma basah yang manis, harapan untuk melanjutkan kehidupan. Senyum mengembang, masih ada asa. Biru kecil, bertahanlah di sana! Tidak ada yang akan melupakanmu. Setidaknya satu orang bisa diandalkan untuk terus mengingatmu. Sama halnya dengan kehidupan manusia. Seterpuruk apa pun mereka, sejauh mana pun mereka terjungkal, selama seseorang masih menyimpan keyakinan dalam dirinya, selalu ada harapan di sana. Asa untuk masa depan yang lebih baik. Masa depan tidak bisa diramal, hanya bisa disongsong untuk melihat kebenarannya. Dengan asa, buatlah masa depan yang bahagia.


The Assasination of An Innocent Soul (Everyday's 419)

Every single one of us was born as a pure soul
You and me included
The soul within us, indeed, is innocent
Unfortunately we were born into such chaotic world

As time went away we become something else
A monster, consummed by greed and lust
You sweetheart… is an empty shell, so let me in
Let me fill the empty place in your heart and your mind

Don’t be afraid.
I know you were taught to be afraid of me
But in fact, those people who taught you so evidently act so friendly toward me
Come on little one, come and join me in this playfull game

Yes like that, right little one
Those eyes change  at least, not so bright anymore
Dim, dim, dim and die

In this messy ground, at this worst age
How come you can hold onto your innocence
No you can’t my sweetheart
Your innocent soul has been murdered

I wrapped it with porcupine's skin and buried it under the deepest ocean along with mine
Where they can lie forever, rest in misery for eternity
I am the perpetrator, yes… I am

Who am I you ask?
I’ve known for so many names
Some of them you’re familiar with
Satan, Demon, Evil, Child of the night

Pick one sweetheart
You can also consider myself as a monster lurking out of the darkness
Trying to convince you to join me
Yeah…Me, you, together

Oh, what’s with the expression?
Don’t be so mean sweetheart
Don’t be mad at me, it’s God’s order
To get you on the bad side

God makes me see with my own eyes
The best part and the worst part of you
I witnessed it for a long time because I came along from the time this world was created
Since it’s still a green and blue and peaceful
Until it turns out to be the rotten one

I can’t fool myself
I’ve envied you since the first I saw you and I hate you for make me who I am
So I want to make you suffer just like me
But, you know what the funny thing is
 I’m also falling in love with you
But I have to kill the thing that makes me love you

Goodbye my enemy, my love
The soul of an innocence lttle one
 I will cherish the memory of you
An old poet once said...

Thyshelf away art present still with me
For thou not farther than my thought canst move
And I am still with them, and they with thee
Or if they sleep
Thy picture in my sight awakes my heart to heart’s and eyes delight.


Referral Code Kredivo

 Kredivo adalah kartu kredit digital berupa aplikasi di smartphone yang memberikan kamu kemudahan untuk beli sekarang dan bayar nanti dalam...